Adab Memberi Nasihat

Agama itu adalah nasihat. Manusia pasti pernah berbuat salah. Sebagai seorang mulim, tugas kita adalah menasihati. Yuk, kita cari tahu apa saja adab dalam memberi nasihat.
1.     Ikhlas.
Nasihat yang kita berikan haruslah tentang kebaikan. Tapi ingat ya kawan, dalam memberi nasihat haruslah ikhlas karena Allah. Bukan karena ingin dipuji orang lain.

2.    Menasihati secara sembunyi.
Jika ingin memberi nasihat lakukanlah secara rahasia agar orang yang dinasihati tidak merasa malu atas kesalahannya. Jadi, kita wajib menjaga kehormatan saudara kita sesama umat muslim.

3.    Menasihati dengan hikmah.
Rasulullah mencontohkan kepada kita untuk memberi pujian sebelum memberi nasihat. Ketika Umar bin Khattab berdesak-desakan dengan orang-orang di Hasjar Aswad. “Wahai Umar, sesungguhnya engkau adalah orang yang kuat,” kata Rasulullah memuji Umar. Kemudian Rasulullah memberikan nasihat, “Maka, janganlah engkau berdesakan di Hajar (Aswad).”
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Kisah Perang Khandaq

Perang Khandaq terjadi pada 17 Syawal, tahun ke-5 setelah peristiwa hijrah, di kota Madinah. Saat itu kaum kafir Quraisy Makkah dipimpin oleh Abu Sufyan. Sedangkan kaum muslimin, dipimpin oleh Rasulullah saw. Sebelum berperang Rasulullah berdiskusi dengan para sahabatnya untuk mengatur strategi. Salah seorang sahabat, Salman Al Farisi mengajukan usul agar perang dilakukan dengan cara bertahan di dalam kota Madinah. Salman menjelaskan bahwa sekeliling kota dipagari dengan parit-parit yang lebar dan dalam. Oleh karena itu, perang ini dinamakan perang Khandaq (Parit).  
Selesai berdiskusi, Rasulullah segera memimpin pasukannya untuk menggali parit. Sebagai seorang pemimpin, Rasulullah adalah orang yang pertama kali memecah batu yang kemudian diangkat ke permukaan. Selanjutnya para sahabat mengikuti apa yang dilakukan Rasulullah. Akhirnya, sekitar satu minggu kemudian, terbentang parit dari barat ke timur di kawasan kota Madinah. Pasukan Islam disiagakan di kawasan barat dan timur parit. Zaid bin Harits dan Sa’ad bin Ubadah ditugaskan membawa bendera. Mereka bersiap menghadapi kaum kafir Quraisy.
Saat kaum kafir Quraisy tiba di gerbang kota Madinah, mereka terkejut melihat parit yang dibangun pasukan Muslim. Parit yang dibangun tersebut menyulitkan kaum Quraisy masuk ke kota Madinah. Akhirnya, mereka membangun kemah di seberang parit sambil sesekali melempar panah dan tombak.
Pada suatu malam, Rasulullah mengutus Khudzaifah sebagai mata-mata. Khudzaifah  segera keluar menembus diginnya malam. Ia bergerak menuju ke seberang parit untuk mengetahui kondisi musuh. Tiba-tiba ia mendegar suara. “Wahai, kaum Quraisy. Sudah tiga minggu kita berada di sini. Kita tidak sedikit pun bisa menembus pertahanan pasukan Muhammad. Mereka sudah menggali parit yang sangat lebar dan dalam. Sekarang lebih baik kita bersiap-siap kembali pulang ke Makkah,” kata Abu Sufyan.
Hudzaifah pun segera memberitahukan kabar tersebut. Kaum muslim pun menyambut kabar gembira yang disampaikan. Allah swt telah menolong Rasulullah dan kaumnya melalui ide pembangunan parit yang disampaikan oleh Salman Al Farisi.  
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Hikmah Dibalik Hukum Qisahsh

Wanita Bangsawan yang Mencuri

Pada suatu hari terjadi pencurian yang dilakukan oleh salah seorang wanita bangsawan dari kabilah Bani Makhzum. Ia pun diproses secara hukum dan mendapatkan hukuman potong tangan. Keluarga wanita tersebut merasa keberatan. Tidak mungkin seorang wanita dari keluarga bangsawan harus dipotong tangannya karena mencuri. Maka keluarga bangsawan tersebut memohon kepada Usamah bin Zaid, sebagai salah seorang sahabat yang sangat disayangi Rasulullah. Usamah bin Zaid pun menemui Rasulullah untuk memohon agar hukum hukum potong tangan dibatalkan bagi keluarga bangsawan. 
Rasulullah pun marah, “Yang menghancurkan umat sebelum kalian adalah bila yang mencuri di antara mereka adalah bangsawan, mereka biarkan (kebal hukum), dan bila yang mencuri orang yang lemah mereka tegakkan hukum padanya. 
“Seandainya Fatimah binti Muhammad mencuri tentu akan aku potong tangannya.” lanjut Rasulullah. 
Wanita itu pun akhirnya mengambil pelajaran dari pemotongan tangannya. Hikmah hukuman tersebut membuat si wanita bangsawan menjadi orang yang semakin taat kepada Allah swt. 
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS