Belajar Membangun Networking Bisnis ala Rasulullah

Abu Thalib, sang paman sudah mengajari Muhammad kecil tentang cara-cara berbisnis. Beliau mengajak keponakan kesayangannya yang baru berusia 12 tahun itu, pergi berdagang ke kota Syam (sekarang dikenal Suriah). Kesuksesan bisnis beliau di usia muda tidak terlepas dari KEJUJURAN. Instink Muhammad tumbuh semakin tajam. Beliau sering melakukan kunjungan bisnis ke luar negeri, seperti Syam, Bahrain, Yordanaia, Yaman, dan lain-lain. Sejarah mencatat bahwa Rasululah pernah berniaga ke luar negeri sebanyak 6 kali dan selalu mendapatkan keuntungan besar. Keuntungan yang beliau dapat itu sebagian besar dimanfaatkan untuk kepentingan sosial, yaitu membantu umat manusia yang hidup kekurangan. Beliau hanya mengambil keuntungan bisnisnya sekadar untuk biaya hidup bersama keluarganya. Rasulullah saw memang hidup dalam kesederhanaan dan kebersahajaan. Bahkan sebelum wafatnya, harta beliau semakin habis. Ya, Rasulullah memang sengaja ingin mengahabiskan hartanya! Menjelang wafatnya, beliau teringat uang 7 dinar yang dimilikinya dan segera meminta agar 7 Dinar itu segera disedekahkan. Beliau tidak ingin pada saat menghadap Allah, masih tersimpan harta 7 dinar itu ditangannya. Rasulullah telah memberikan teladan kepada kita bahwa PANDAI BERSYUKUR dan SEDEKAH adalah kunci sukses dalam bisnis.

Jaringan atau networking itu sangat penting dalam bisnis. Networking bisnis Rasulullah sangat luas. Kunci membangun jaringan bisnis yang beliau ajarkan kepada kita adalah AMANAH. Beliau dikenal sebagai orang yang sangat menjaga amanah dan selalu menepati janji dalam menjalankan roda bisnisnya. Dengan sepenuh hati, beliau memberikan pelayanan terbaik (service excellent) kepada si pembeli. Muhammad saw selalu TRANSPARAN menjelaskan kondisi produk yang dijualnya. Karena Rasulullah sangat menyayangi umatnya--beliau tidak ingin pembeli atau pelanggannya merasa ditipu dan dikecewakan dalam setiap transaksi bisnis. Oleh karena itu, beliau juga sangat memerhatikan kepuasan pelanggan (customer statisfication). Sebuah media dibutuhkan untuk membangun networking--"komunikasi". Rasulullah sendiri telah mencontohkan kepada kita bagaimana cara berkomunikasi yang efektif dalam bisnis. Beliau selalu SEDERHANA dan TENANG dalam berkomunikasi. JUJUR, AMANAH, dan TRANSPARAN dalam bertraksaksi--itulah cara beliau membangun networking kerajaan bisnisnya.

Marketing itu hanya sebuah konsep untuk menciptakan penjualan. logika sederhananya--semakin tinggi persaingan dalam berbisnis, maka akan terasa semakin sulit melakukan penjualan. Sehingga networking bisnis pun akan semakin sulit diciptakan. Hal tersebut membuat banyak lahirnya konsep-konsep teori bisnis modern baru dari waktu ke waktu. Tapi jauh sebelum lahirnya konsep-konsep bisnis modern itu, Bahkan jauh sebelum konsep bisnis modern itu hadir, beliau telah menjalankan dan menerapkan konsep bisnis modern itu pada roda bisnisnya. Sesungguhnya Rasulullah telah memberikan teladan kepada kita tentang bagaimana cara berbisnis.
"Sesungguhnya telah ada dalam diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (al-Ahzab [33]: 21)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS